Refleksi
pertemuan pertama filsafat Ilmu bersama Prof. Marsigit, M. A
Kelas Pendidikan Matematika Pascasarjana kelas A
Pertemuan pertama kelas
Filsafat bersama Prof. Marsigit, M. A pada hari selasa, 4 September 2018 jam
15.30 berisi penyampaian kontrak perkuliahan semester ganjil angkatan tahun
2018. Perkuliahan dimulai dengan susunan bangku berbentuk letter U sehingga semua mahasiswa lebih fokus pada proses
perkuliahan dan dilanjutkan dengan berdoa menurut kepercayaan masing-masing
agar pembelajaran pembelajaran berjalan lancar dan tiap mahasiswa selalu ikhlas
dalam berkuliah. Setelah itu perkenalan dosen dengan mahasiswa.
Dalam
kontrak kuliah Pak Marsigit menjelaskan bahwa kuliah filsafat terdiri dari 3
metode kuliah yaitu kuliah online, kedua tatap muka, dan ketiga refleksi. Pada
perkuliahan secara online online terdapat beberapa aturan antara lain membuka
sumber bahan bacaan filsafat berupa artikel yang telah ditulis dan diposting
oleh Pak Marsigit dalam blognya dengan mengetik https://powermathematics.blogspot.com/. Metode ini dinamakan blended learning. Terdapat sekitar 800
bacaan berupa artikel ataupun bahan refleksi mahasiswa dan link-link bacaan
yang berhubungan dengan filsafat. Mahasiswa diminta untuk membaca semua
postingan dan membuat komentar untuk setiap postingan. Ini menjadi syarat bagi
mahasiswa untuk mendapat nilai A pada mata kuliah ini namun belum dikenai
potongan. Potongan pertama berupa syarat membaca artikel yaitu kita harus ikhlas
dalam hati dan pikiran. Ikhlas dalam hati artinya jujur, barokah, doa, tidak
manipulatif, jangan coba-coba main curang, jangan coba sekedar mencari target,
tidak juga dengan melakukan plagiat terhadap komentar orang lain sebelumnya,
tetapi boleh menyusun antitesis dari komentar-komentar yang telah ada. Potongan
yang kedua yaitu jika kehadiran dalam kuliah
tidak memenuhi syarat. Potongan ketiga yaitu jika tidak mengumpulkan tugas
refleksi. Potongan yang lain adalah tidak mengumpulkan tugas akhir seperti
makalah, paper dan lainnya. Modal awal minimal komentar adalah 600 komentar.
Pak
Marsigit menjelaskan bahwa mempelajari filsafat dari beliau adalah mempelajari
pikiran dan hidup dari Pak Marsigit.
Dari filosofi turun menjadi ideologi, ideologi turun menjadi paradigma,
paradigma turun menjadi teori, teori turun menjadi model, model turun menjadi
sintak, sintak turun menjadi contoh. Ilmu dibagi menjadi dua hal yang disebut
objek material dan objek formal. Objek material berarti menunjuk pada isinya dan
objek formal menunjuk pada metodenya. Ada dua hal yang menjadi fokus pengamatan
dari seserang yang melihat yaitu apa yang dilihat dan bagaimana cara melihat. Ini
berarti bahwa baik ilmu, ibadah, rumah
tangga, dan segalanya pasti dilihat dengan dua fokus itu. Seseorang mendengar
dengan dua cara yaitu yaitu apa yang didengar dan bagaimana cara mendengar. Ini
pun berlaku ketika seseorang sedang tidur. Hal ini karena sebenar-benarnya
filsafat adalah berpikir.
Selanjutnya
Pak Marsigit menjelaskana mengenai kedudukan tingkat-tingkatan dalam
berfilsafat. Tingkatan yang paling tinggi adalah spiritual. Objek formal itu
tata cara atau adab. Kita harus beradab dan menjunjung tata cara atau tata
krama ditempat itu. Tidak hanya manusia yang menggunakan tata cara, namun bisa
hewan, tumbuh-tumbuhan, gunung meletus dan semua yang ada di dunia ini
menggunakan tata cara. Tata cara berasal dari buatan manusia dan karena sudah
takdirnya. Agar kita tidak salah dalam berfilsafat maka kita harus menguatkan
agama kita terlebih dahulu dengan meningkatkan ibadah dan banyak berdoa karena pada
akhirnya nanti filsafat akan kembali
kepada diri kita masing-masing sehingga jangan sampai dengan berfilsafat
menjadi salah arah.
Setelah menjelaskan kedudukan
tingkatan-tingkatan berfilsafat maka Pak Marsigit menjelaskan tentang bagaimana
filsafat berfilsafat. Maksud dari filsafatnya berfilasafat yaitu sifatnya orang
berfilsafat yaitu berusaha memahami. Filsafat adalah olah pikir. Filsafat berada
satu tingkat di bawah spiritual tetapi tidak pernah mencapai spiritual karena perbedaan
domain antara filsafat dan spiritual. Domain filsafat adalah pikiran dan domain
spiritual adalah hati dan yang lainnya. Filsafat itu lebih lembut dari benda
yang paling lembut karena filsafat itu mengisi ruang tanpa mengisi. Hal ini
karena apa yang diisi sebenarnya sudah terisi. Hal yang dapat mengalahkan
kelembutan filsafat adalah kelembutan hati atau spiritual yang berwujud cahaya.
Selanjutnya Pak Marsigit meminta
mahasiswa untuk menonton sebuh video ketoprak yang berjudul “ Rembulan
Kakalang” kethoprak UNY dalam rangka
Dies ke-54. Setelah menonton video berdurasi 3 jam 47 menit dan 30 detik
tersebut Pak Marsigit meminta tanggapan mahasiswa setelah menonton ketoprak
yang salah pemainnya adalah Pak Marsigit.
Tanggapan pertama dari Ibrahim, yang
pendapatnya yaitu latar cerita ketoprak berada di suatu kerajaan, dengan peran
raja oleh Pak Marsigit. Cerita ketoprak
tersebut membicarakan pemilihan adipati. Pak rektor sebagai adipati yang duduk
di bawah Pak Marsigit. Hal yang membuat Mas Ibrohim terkejut yaitu pada bagian
akhir ketika peperangan ketika Pak Marsigit ditusuk dengan keris tidak mempan
itu hal yang luar biasa.” Tanggapan kedua dari Yoga yaitu Pak Marsigit dalam
ketoprak berperan sebagai raja yaitu sebagai patih Purboyo. Alur cerita ada
dalam kerajaan dimana adipati sudah mulai tua sehingga akan dilakukan
pergantian. Ada pangeran Adi Mataram yaang diperankan oleh Pak Rektor.”
Tanggapan ketiga dari Yuntaman yaitu Pak Marsigit berperan sebagai raja dan akan
ada peralihan kekuasaan. Bagian yang mengena adalah bagian terakhir yaitu
ketika Pak Marsigit ditusuk tapi tidak mempan. Tanggapan keempat dari Fany
yaitu Fany kurang mengerti dengan bahasa yang digunakan dalam ketoprak karena
menggunakan bahasa Jawa. Namun inti dari ketoprak adalah Pak Marsigit berperan sebagai
raja yang akan memberi kekuasaan pada pangeran Adi Mataram (Pak rektor). Tetapi
ada pemberontakan yaitu ditangkap langsung oleh Pak Marsigit. Pada bagian akhir
terjadi peperangan dan ketika Pak Marsigit ditusuk tapi tidak mempan. Tanggapan
terakhir dari Agnes yaitu inti dari ketoprak adalah adanya penyerahan
kekuasaan, pertengkaran, Pak Marsigit berperan sebagai raja yang kebal.”
Setelah
mendengar tanggapan dari mahasiswa tentang video ketoprak tersebut maka Pak
Marsigit menjelaskan makna dari ketoprak yang diperankan oleh para guru besar
tersebut. Tanggapan dari mahasiswa setelah menonton ketoprak adalah kualitas
pertama yaitu apa yang kelihatan dan yang didengarkan. Kualitas yang kedua
adalah metafisik atau makna dibalik apa yang dilihat dan didengar. Berfilsafat tidak hanya yang terlihat dan dan didengar
saja tetapi metafisik. Kualitas berikutnya adalah kualitas semua dikurangi
kualitas yang terlihat dan didengar. Seperti pikiran, perasaan, dan lainnya.
Jadi manusia itu hanya sedikit mengerti. Ditusuk dalam arti harfiah berarti
sakit dan dapat mengakibatkan kematian. Namun secara metafisik, dapat diberi
maksud lain misalnya ditusuk bermaksud suatu godaan. Hidup manusia penuh dengan
godaan seperti godaan marah, godaan menipu, suap, korupsi, menyiarkan hoax, dan
seterusnya. Dari mulai godaan penglihatan, perasaan, pemikiran dan lainnya. Jika
kita gunakan pamahaman godaan dalam ketoprak maka maksudnya pangeran Purboyo
ditusuk dengan gratifikasi dan godaan yang lainnya tapi tidak mempan. Jika
ditusuk dan mempan maka Pangeran Purboyo tidak bisa lagi menjadi raja karena
telah jatuh dalam godaan.
Pak
Marsigit juga menjelaskan makna adegan berperang dengan tumenggung yang artinya
Pangeran Purboyo berusaha keluar dari kegelapan atau keburukan dengan cara mencari
ilmu. Setelah berhasil menangkap tumenggung maka dikerahkan prajurit untuk
melawan. Maksud adegan ini adalah pada jaman sekarang kita tidak bisa mengatasi
masalah sendirian, kita perlu adanya tim untuk mengatasi masalah yang kompleks.
Dengan adanya tim dengan berbagai keahlian masing-masing yang dapat memecahkan
masalah dengan optimal. Untuk menangkap penjahat atau kegelapan adalah diikat
dengan ilmu. Ilmu itu tidak fakir sehingga tidak berilmu itu fakir. Fakir memiliki
kecenderungan sebagai orang miskin sehingga dapat dikatakan orang yang tidak
berilmu itu cenderung miskin atau orang yang miskin cenderung tidak berilmu.
Makanya mencari ilmu agar tidak fakir dan diharapkan tidak miskin. Miskin dalam
filsafat itu semuanya, termasuk miskin ilmu, miskin silahturahmi, dan semuanya.
Maka ilmu itu penting untuk mengikat kebodohan.
Jadi
berfilsafat itu bisa dari apa saja yang bisa dipikir, dirasakan, dan didengar,
contohnya ketoprak sangat bisa sebagai objek filsafat atau semut yang sedang
bercengkrama pun dapat dijadikan objek filsafat. Berfilsafat dapat berangkat
dari hal yang dianggap sepele. Dalam berfilsafat, sesuatu yang jelas dapat menjadi
tidak jelas.
Dimensi
mahasiswa dengan dosen tentu berbeda sehinga cara berpikir dan ilmunya pasti
berbeda.
Pak Marsigit menekankan paradigma bahwa
mahasiswa tidak akan dan tidak diharapkan seperti dirinya. Belajar dan filsafat
adalah hidup. Hidup itu menembus ruang dan waktu. Maksudnya menembus ruang dan
waktu itu dalam hidup jaman sekarang apapun bisa dikerjakan tanpa adanya
batasan ruang dan waktu (kapanpun dan dimanapun) dengan bantuan teknologi yang
canggih. Belajar filsafat itu tidak sekedar karena menjadi orang dewasa. Tetapi
memahami pikiran dan hidup.
No comments:
Post a Comment